Oleh: Muzakki

Peradaban dunia memiliki catatan sejarah yang beragam, mulai dari sejarah kemanusiaan, sejarah terciptanya teknologi, bahkan sejarah lahirnya ideologi. Berbicara mengenai sejarah peradaban dunia, tulisan ini akan membahas sedikit tentang sejarah teknologi yang sampai sekarang masih kita temui disekitar kita. Teknologi ini bernama kertas. Kertas sendiri merupakan suatu alat yang di gunakan membantu manusia untuk menyampaikan dan menerima suatu informasi.
Berbicara mengenai kertas dan berbagai tampilannya cukup sulit untuk dipisahkan dari kehidupan manusia. Semua manusia dalam hidupnya pernah bersentuhan dengan kertas, baik saat di dunia pendidikan, maupun di dunia pekerjaan. Akan tetapi, kebanyakan manusia belum mengetahui asal usul pembuatan kertas, mulai dari bahan pembuatan dan siapa yang membuatnya.
Pada awalnya dan melihat dari sumber sejarah, keberadaan kertas memiliki kedekatan yang sangat kuat dengan kegiatan tulis menulis. Sejarah mengatakan bahwasanya umat manusia pertama yang mengenal kertas adalah peradaban Mesir. Akan tetapi kertas yang dikenal oleh orang Mesir hilang dari peradaban dikarenakan suatu hal.
Setelah itu, kertas dikenalkan kembali oleh orang China yang mulai dikenal pada abad ke-2 masehi atau tepatnya tahun 105. Kertas tersebut dikenalkan oleh seorang yang bernama T’sai Lun yang merupakan pegawai pada pengadilan kerajaan China semasa kaisar Ho Ti. Sejak awal ditemukan, kertas di anggap suatu penemuan yang biasa, namun seiring berkembangnya zaman kertas menjadi sangat fenomenal.
Kertas yang dibuat T’sai Lun berbahan dasar pohon dalam waktu relatif singkat segera menggantikan fungsi berbagai kegiatan tulis menulis yang digunakan sebelum adanya kertas tersebut. Setelah itu, kertas produk China tersebut menyebar ke berbagai belahan dunia.
Dengan perkembangan teknologi yang ada, pada awal abad ke 7 pembuatan kertas dikembangkan oleh orang Jepang. Setelah itu, menyusul negara seperti Korea, Nepal, dan India pada abad ke-9. Sementara itu, Arab baru mengenal kertas pada abad ke-8. Tidak hanya negara Asia, teknologi pembuatan kertas juga menyebar ke negara Eropa secara bertahap pada abad ke-12. Kemudian disusul negara amerika yang mengenal mengembangkan kertas pada abad ke-17.
Melalui perkembangan peradaban dan teknologi yang semakin canggih, kertas juga mengalami penyempurnaan, baik dalam penggunaan bahan dasar dan proses pembuatan. Tercatat dalam sejarah, pembuatan kertas yang menggunakan mesin ditemukan oleh Nicolas Louis Robert dan St Leger Didot dari Prancis (1798) serta Henry dan Sealy Fourdrinier dari Inggris.
Selanjutnya di negara Indonesia sendiri mengenal kertas buatan pabrik sejak abad ke-13 yang dikenalkan oleh pedagang dari bangsa Arab. Seiring berjalannya waktu, persentuhan Indonesia dengan kertas semakin mendalam pada zaman penjajahan belanda dengan membentuk organisasi yang dikenal sebagai VOC (1602). VOC ini mendatangkan kertas pabrik ke Indonesia yang didatangkan langsung dari negara-negara Eropa.
Namun demikian, awal persentuhan Indonesia dengan kertas memiliki dua jenis kertas; kertas tradisional dan kertas pabrik. Kertas tradisional sendiri dibuat oleh orang Indonesia menggunakan bahan mentah yang umumnya terbuat dari kulit kayu. Sedangkan Indonesia baru mengenal kertas dari pabrik baru dimulai dengan adanya kontak budaya antara Indonesia dengan negara penjajah.
Secara umum, penggunaan kertas digunakan sebagai media ekspresi komunikasi secara tertulis. Sebagai media ekspresi komunikasi tertulis, kertas tetap dimanfaatkan sebagai media korespondensi, media massa, media pendidikan. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan kertas juga semakin mengalami peningkatan, baik dalam segi kuantitas maupun kualitas.
Pemanfaatan kertas sebagai media korespondensi tentunya tidak sekedar berkorelasi dengan semakin kompleksnya suprastruktur dan infrastruktur politik melainkan juga berkorelasi dengan semakin meningkatnya angka melek huruf dan kebutuhan informasi di kalangan masyarakat serta semakin meluasnya pilihan bentuk korespondensi yang dapat dilakukan, seperti melalui telegram biasa dan telegram indah, kartu pos atau berbagai bentuk kartu ucapan.
Peningkatan kebutuhan akan kertas dalam pembuatan media cetak tidak hanya terjadi pada tataran nasional melainkan juga pada tataran lokal. Hal ini dikarenakan kebutuhan kertas dalam pembuatan media cetak semakin meningkat. Bahkan di beberapa daerah, kehadiran surat surat kabar lokal mampu mengimbangi kehadiran surat-surat kabar nasional serta memiliki pangsa pasar yang cukup baik. Apalagi kebutuhan kertas di bidang pendidikan, kebutuhan akan kertas dapat dikatakan mengalami peningkatan yang sangat tajam seiring dengan semakin meningkatnya jumlah institusi pendidikan serta peserta didik yang mengikutinya.
Pemanfaatan kertas di bidang pendidikan ini pada umumnya disamping untuk memenuhi kebutuhan akan buku-buku bacaan dan pelajaran juga untuk memenuhi kebutuhan akan buku tulis, buku gambar, dan aneka keterampilan berbahan dasar kertas. Dengan demikian, kertas sebagai media ekspresi komunikasi tertulis hingga kini tetap mendominasi dunia pendidikan dan tampaknya akan sulit tergeser dalam waktu dekat. Intaha

Tinggalkan Balasan