Oleh: Safira Azzalia (Mahasiswa IAT Semester 5)
Jurnal ini mengangkat tema penting mengenai riwayat isrā’īliyyāt dalam kisah Hārūt dan Mārūt melalui telaah terhadap kitab Mawārid al-Bayān fī ‘Ulūm al-Qur’ān karya Muhammad ‘Afifuddin Dimyati. Penulis berhasil menyoroti isu klasik namun tetap relevan, yakni problematika riwayat isrā’īliyyāt yang seringkali mewarnai tafsir al-Qur’an. Dengan fokus pada konsep al-dākhil fī al-tafsīr, tulisan ini menunjukkan bagaimana unsur luar dapat memengaruhi penafsiran al-Qur’an, baik dari sisi metodologis maupun teologis.
Secara struktural, artikel disusun dengan sistematis. Bagian pendahuluan memberikan landasan historis mengenai perdebatan akademis seputar riwayat isrā’īliyyāt. Pembahasan dilanjutkan dengan biografi singkat ‘Afifuddin Dimyati yang menegaskan otoritas akademiknya, serta relevansi kitab Mawārid al-Bayān sebagai rujukan utama. Selanjutnya, penulis menguraikan kategorisasi riwayat isrā’īliyyāt, faktor penyebarannya, serta dampaknya bagi akidah dan pemahaman umat. Penekanan pada kisah Hārūt dan Mārūt menunjukkan contoh konkret bagaimana isrā’īliyyāt masuk ke dalam tafsir klasik, disertai analisis kritis terhadap validitas sanad maupun matan.
Kekuatan utama jurnal ini terletak pada penyajian yang komprehensif. Penulis tidak hanya memaparkan riwayat-riwayat yang ada, tetapi juga membandingkan pandangan ulama seperti al-Ṭabarī, Ibn Kathīr, dan al-Suyūṭī. Pendekatan komparatif ini memperkaya analisis dan menunjukkan dinamika metodologi tafsir dari masa ke masa. Selain itu, keberanian untuk mengkritik riwayat yang dianggap bertentangan dengan prinsip ma‘ṣūm malaikat memperlihatkan sikap akademis yang kritis. Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian, yakni menegaskan urgensi verifikasi terhadap riwayat isrā’īliyyāt dalam tafsir al-Qur’an.
Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan kontribusi signifikan dalam khazanah studi al-Qur’an di Indonesia, khususnya pada isu isrā’īliyyāt. Dengan mengupas kisah Hārūt dan Mārūt melalui kacamata kitab Mawārid al-Bayān, tulisan ini memperlihatkan pentingnya sikap kritis terhadap riwayat-riwayat yang berpotensi menimbulkan kerancuan teologis. Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi akademisi maupun masyarakat umum dalam memahami kompleksitas tafsir al-Qur’an serta urgensi verifikasi ilmiah terhadap sumber-sumber penafsiran.
Link Dwoanload Artikel: https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/diya/article/view/18053

Tinggalkan Balasan